Selasa, 26 Oktober 2010

Quantum Ikhlas



Pernah melihat dua buku diatas, atau lebih-lebih sudah selesai membacanya?
Saya termasuk orang yang sangat tertarik untuk membaca dua buku diatas. Entah dari mana asal muasalnya, namun hati saya tergerak untuk membeli dua buku itu sekaligus, dan buku pertama telah selesai saya baca dalam waktu kurang lebih 3 hari saja. Sangkin bagusnya (tulus...) :-)

Saya senang sekali, memiliki kesempatan menulis lagi seperti sekarang ini. Disaat, teman-teman sejawat juga bos2 sedang dinas ke luar. Jadilah, saya manfaatkan sedikit waktu ini, untuk mengobati kerinduan saya akan menulis.

Back to the point..

Tadi pagi, seperti biasanya daerah depan komplek saya (Di kawasan Depok) macet. Otomatis, saya bisa memanfaatkan waktu menunggu macet ini dengan membaca sequel buku Quantum Ikhlas. Entah, rasanya nyaman sekali setiap membaca kata demi kata di buku2 ini. Entah, saya yang sedang terlalu membutuhkan kenyamanan atau memang nikmatnya menikmati setiap momen kita dengan ikhlas..
Saya baca lembar demi lembar, hingga sampailah saya harus turun kendaraan umum untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta api favorit saya setiap pagi..

Hari ini betapa begitu melegakannya, ketika saya mencoba untuk mempraktekkan sedikit saja nasehat di buku ini. Ikhlaskan semua yang terjadi, lakukan apa yang bisa kamu lakukan dengan sebaik mungkin dan biarlah Allah yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang dengannya kamu tidak sanggup menyelesaikannya... Dimana sebelumnya, ayahku tercinta juga memberiku nasehat yang sangat menyentuh.. :-)

Sampai di kereta, saya langsung mencari tempat berdiri yang nyaman dengan masih merasakan indahnya mempraktekkan keikhlasan dengan senyuman dan rasa syukur..
Namun, entah mengapa jarak satu meter ke kiri, ada seorang bapak-bapak yang celingak celinguk ke arah saya... Saya pikir, apa ada yang salah dengan pakaian saya saat itu. Atauu... mungkin saya kenal dengan bapak-bapak itu... Sempat beberapa saat, saya tidak mempedulikannya. Namun, entah kenapa si bapak semakin gelisah dan seperti berharap saya melihat ke arahnya. Hingga, cara ia sangat berhasil membuat saya bertatapan dengannya. Ternyata.. bapak-bapak tadi bermaksud ingin memberikan tempat duduknya untuk saya.. Saya diminta mendekat ke arahnya dan bertukar duduk dengan nya... alhamdulillaaahhh..... seraya saya mengucapkan "terima kasih pak.."
Padahal saat itu, tepat disamping saya (yang lebih dekat dengan si bapak) juga ada mba-mba dan mas-mas yang juga mengharapkan bisa duduk.. Tapi, si bapak malah memilih saya untuk yang duduk sedangkan ia segera berdiri dan beberapa saat setelah itu saya tidak tahu si Bapak pergi kemana.. :-)

Alhamdulillah.... ucap saya dalam hati... Sungguh pertolongan Allah tidak akan pernah kita sangka... skalipun dalam keadaan seperti ini (yang mungkin sepele) tapi menurut sya ini sangat berarti... Terima kasih ya Allah...

Selanjutnya saya bisa dengan leluasa membaca lembar demi lembar buku Zona Ikhlas tentunya dengan lebih nyaman karena dalam posisi duduk... :-)
Subhanallah...

Sebenarnya ada kejadian lain yang membuat saya bersyukur tak henti, akan dahsyatnya mengupayakan hati dalam posisi selalu ikhlas dan ingat dengan Allah...
Namun, rasanya hanya saya dan Allah saja yang berhak mengetahuinya... :-)

Cerita ini, hanya sharing ringan yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua. Jika ada kesempatan, bacalah buku ini... dan sama-sama kta saling mengingatkan dalam kebaikan dan keikhlasan dalam berbuat... amin
Semoga kita semua diberikan keistiqomahan dalam kebaikan.. amin...

Nurlita Tsania, SKM
is reading the next quantum ikhlas..

Tidak ada komentar: